Odon's Story: Ku Terus Berjanji

07/02/2012 06:43

by Daben Suhendi

Doha, 2 Februari 2012.

Perjalanan pulang kampung dari Bandung ke Kuningan memerlukan waktu sekitar 4-5 jam dengan bus Dwi Karya. Inilah satu-satunya bus yang memberikan service transportasi antar kota saat itu.

Entah kenapa kerinduanku saat itu ingin segera pulang kampung ketika liburan semesteran tiba. Santapan tahu Sumedang yang hangat dengan cabe rawitnya menemani perjalananku sambil menikmati indahnya pemandangan alam pegunungan yang dilewati. Apalagi sedang musim hujan, kadang ditemui kemunculan pelangi dialam sana, subhanallah indahnya.

Setiba di rumah, tampak sepi dan gelap, eh ternyata sedang pada kumpul di bagian belakang rumah yang memang telah menjadi tempat biasanya keluarga beristirahat, dan tidak biasanya duduk-duduk di ruang tengah. Senyum senang adik-adikku menyambut kedatanganku dan kuserahkan oleh-oleh tahu dan salak Sumedang, seperti biasa yang terjangkau :).... Sementara bapaku sedang asik menikmati hidangan santap malam alakadarnya; ikan asin, tempe, sambal dan lalapannya. "Assalamu'alikum Pak, kumaha sehat? tanyaku".

Bapaku tampak cape dan kelihatannya tambah tua, pikirku sejenak sebelum tidur, "iya A sekarang lagi musim tanam, banyak kerjaan disawah", cerita adiku.

Pagi hari sekali, Bapaku sudah pergi ke sawah dengan sepeda kumbangnya. Anehnya kenapa Bapaku tidak membangunkanku atau memintaku saja yang pergi ke sawah. Sementara ibuku baru datang dari pasar dan memberiku makanan yang dibelinya. Ternyata memang benar, musim tanam sedang membuat warga kampung sibuk, para tetangga juga tampak sibuk saat kujumpai mereka diperempatan jalan.

"Kok Bapak belum kembali yah bu?" tanyaku kepada ibu sambil memindahkan nasi ke bakul, "oh iya Bapak bilang nanti kamu antar makanan ke sawah yang didesa sebelah yah sementara Bapakmu sedang ngurusin air sawah yang diujung desa".

Dari kejauhan tampak 2 orang pekerja yang sedang mengolah tanah sawah (istilah Cidahu mah ngagarok). Kupanggil mereka sesampainya disana, "euyyy dalalahar heula ... teriakku!". kami pun terlibat dalam perbincangan ngalor-ngidul. "Eh orang kota mah gak usah ke sawah atuh kotor", canda mereka, "orang kota juga punya kotoran atuh", celotehku he he ...

Kucoba turun ke sawah dan menggunakan garok tuk menghilangkan rumput yang mengganggu tanaman padi, asik oge yah sambil olah raga. Ternyata seperti ini bagian dari perawatan tanaman padi selain kudu dipupuk dan dijaga kelembaban tanahnya, rumputnya juga harus dihilangkan.

Bapaku muncul ketika ku sedang susah payah mencoba mendorong garok. Tidak ada satu kata pun yang muncul darinya, Bapaku langsung turun ke sawah dan melakukan pekerjaannya. Setelah beberapa saat, kuhampiri Bapaku dan menanyakan status sawah lainnya. Perbincangan kami pun semakin hangat dan merembet ke perkuliahanku. "Alhamdulillah Pak kuliah lancar dan terakhir ujian tidak ada yang diulang," ceritaku. "Yang penting kamu kuliah yang rajin dan pintar, jangan sampai hidupmu nanti seperti aku sekarang ini", pesannya yang singkat.

Seminggu liburan kuhabiskan membantu Bapaku di sawah, tidak terasa walau hari-hari harus berjuang dibawah terik Matahari. Apa pun aku tidak peduli, kulitku tampak gelap dan kusam. Ku pamit pada Bapak dan Ibuku kembali ke Bandung. Tidak banyak kata-kata yang disampaikan oleh mereka. Bapaku hanya melebarkan tangan kanannya lebar-lebar (tampak lima jari), "ingat sholat lima waktu," bisiknya.

Teringat selalu akan nasihat-nasihat singkat almarhum Bapaku. Beliau selalu menunjukkan sikap kerja keras dan pantang menyerahnya. Tidak pernah menyuruh apalagi memaksa walau anak-anaknya sudah besar, semuanya dikerjakan sendiri.

Ingin rasanya aku tunjukkan keberhasilanku saat ini, ingin rasanya aku bercerita dan kusampaikan akan apa yang telah beliau tuturkan harapan-harapannya dulu. Andaikan waktu itu dapat bergulir kembali, merindukan suasana basuh jiwanya, ku ingin membahagiakannya sebagaimana mereka telah melakukannya.

Ya Allah, sampaikan sejuta sayangku untuk arwah orang tuaku. Ku terus berjanji tuk penuhi mimpi-mimpi dan harapannya. Semoga mereka damai disisi-Mu.